Rektor STIA Madani Klaten Soroti Aksi Anarkis Saat May Day di Semarang: Tegaskan Pentingnya Etika dan Penegakan Hukum

Klaten – Peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada Kamis (01/05/2025) menjadi momen refleksi ganda, karena bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Rektor STIA Madani Klaten, H. Sunarto, S.E., M.M., menyampaikan pesan penting terkait etika dalam menyuarakan aspirasi serta menyesalkan adanya aksi anarkis yang terjadi di Kota Semarang.
Dalam pernyataan resminya, ia mengawali dengan memberikan ucapan selamat atas dua peringatan nasional tersebut.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kami keluarga besar STIA Madani Klaten berhubungan sekitas AKB3 mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional pada tahun 2025 ini yang bertepatan dengan tanggal 1 Mei 2025. Juga sekaligus hari ini kita bersama-sama memperingati Hari Pendidikan Nasional,” ujarnya.
Sunarto menyebut bahwa menyampaikan aspirasi adalah hal yang wajar dalam negara demokrasi. Namun, ia menyoroti bahwa masih terdapat oknum yang melakukan tindakan anarkis dan merusak ketertiban umum. Menurutnya, hal itu sangat bertentangan dengan semangat Hari Pendidikan Nasional yang menekankan nilai etika dan karakter bangsa.
“Beberapa kegiatan-kegiatan yang tentunya memang secara makro kegiatannya itu positif, baik menyampaikan aspirasi dan sebagainya itu hal yang wajar. Tapi masih ada segelintir daripada mereka itu berbuat secara anarkis,” lanjutnya.
Insiden anarkis yang ia maksud merujuk pada kejadian di Kota Semarang pada Jumat sore (1/5). Aksi unjuk rasa buruh yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ricuh sekitar pukul 16.25 WIB, ketika sekelompok orang berpakaian hitam dan mengenakan masker berusaha memasuki Gedung Gubernur Jawa Tengah. Bentrokan pun tak terhindarkan antara massa dan aparat kepolisian, mengakibatkan kerusakan fasilitas umum, termasuk pagar tanaman di Jalan Pahlawan, Kelurahan Mugassari, Semarang Selatan.
Ia menegaskan bahwa perilaku anarkis seperti itu justru menciptakan masalah baru di tengah upaya pemerintah mengelola anggaran dan membangun infrastruktur secara efisien.
“Karena apapun yang diperbuat mereka ini tidak menyelesaikan masalah, justru menambah masalah baru. Di mana sekarang ini pemerintah sedang lihat-lihatnya bagaimana mengelola anggaran, bagaimana efisiensi anggaran untuk membangun infrastruktur dan sebagainya,” tegasnya.
Sunarto juga menyayangkan perusakan fasilitas publik yang dilakukan oleh oknum dalam unjuk rasa tersebut. Ia menyebut hal ini sangat merugikan masyarakat luas yang membutuhkan kenyamanan dan ketertiban.
“Hal ini sangat-sangat merugikan masyarakat. Untuk itu saya lagi aparat penegak hukum harus tegas untuk menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya.